Tempat Foto Kostum Turki di Istanbul

Buat yang sedang berencana mengunjungi Istanbul, bisa dicoba nih foto menggunakan kostum Turki masa dahulu. Buat kenang-kenangan yang oke banget dari kunjungan di Turki. Biayanya nggak mahal, sekitar 5-7 dolar (25 Turkish Lira) untuk 3 kali pose & 3 lembar foto di print. Yang dihitung pose-nya bukan per orangan seperti foto kostum di Belanda itu. Jadi mau foto sekeluarga bertiga atau berempat sama aja harganya 25TL. Tapi ngga dikasi soft copynya. Kalau mau soft copy & semua jepretannya totalnya jadi lebih mahal, kami waktu itu bayar sekitar 25 euro. Dapet cd, di print ditaro di album, sama di print di kain.

So, dimana sajakah bisa menemukan tempat foto ini? Continue reading

Menikmati Hidangan khas Turki di Kayseri

Turkish foodSelama di Kayseri pastinya saya pergunakan kesempatan itu untuk icip-icip masakan Turki. Ada makanan yang dari restoran yang katanya terkenal di kota Kayseri, makanan hidangan rumah yang dimasak oleh keponakan dan kakak ipar, dan makanan yang dimasak di desa.

Sebenernya rasa masakan yang dimasak di restoran di Turki asli dengan rasa masakan yg dimasak di resto Turki di Jerman maupun Inggris nggak beda-beda amat. Karena bahan makanannya memang mudah ditemui juga. Lain halnya dgn masakan Indonesia di Jerman dan Inggris ya, kerasa banget perbedaannya. Kalau soal harga, pastinya harga menu yg sama jauuuh lebih murah di Turki daripada di Jerman (pun di Inggris lebih mahal dripada di Jerman). Continue reading

Idul Fitri Kami di Inggris

Idul Fitri tahun ini jatuh pada hari Jumat tanggal 17 Juli 2015. Saya dan mas bule kali ini merayakan idul fitri jauh dari keluarga kami. Merayakannya hanya berdua saja, hehe. Karena mas bule yg baik hati nggak mau saya sedih karena idul fitri jauh dari keluarga di Indonesia, maka mas bule rela nganterin saya ke London untuk sholat ied di wisma nusantara Kedubes Indonesia. Setidaknya masih bisa merayakan dengan orang-orang Indonesia yang tinggal di Inggris ini, begitu katanya.

Kami berangkat dari Brighton jam 4 pagi, naik bis tidak naik kereta, soalnya sudah ketelatan untuk booking tiket kereta. Sebenernya jadwal berangkat bisnya jam 4.50, tapi dari jam 4 kami sudah stand by di halte yang nggak jauh dari kosan (cuma 10 menit jalan kaki).

Hove

Halte Bus dekat Kosan kami nih, jam 4.30 sudah seperti jam 6 ya di Indonesia (musim panas mataharinya terbit lebih cepat)

Perjalanan dari Brighton-London (bus stop-nya di Victoria) memakan waktu 2 jam, lebih lama 30 menit daripada naik kereta. Sampai di Voctoria kami beli tiket tube/underground London untuk transportasi selama di London. Dari sana kami berencana utk langsung pergi ke wisma nusantara tapi rencana akhirnya berubah. Continue reading

Pengalamanku di Kampung Inggris (bagian 1)

Dari Stasiun Kediri menuju Pare akan melintasi simpang ini

Dari Stasiun Kediri menuju Pare akan melintasi simpang ini

Kampung Inggris adalah sebuah area di Kediri tepatnya itu di Pare. Tempat tersebut terkenal dengan area kampung inggrisnya dimana banyak orang dari berbagai penjuru Indonesia datang dan stay untuk belajar Bahasa Inggris. Term “kampung Inggris“ sendiri banyak disalah artikan oleh orang luar karena mereka mengira Kampung inggris disini artinya bahwa orang-orang yang ada di kampung inggris semuanya bisa berbahasa inggris dan untuk berkomunikasi mesti pakai Bahasa inggris. Kenyataannya bukan seperti itu, julukan kampung inggris muncul karena di desa tersebut ada banyak sekali lembaga Bahasa Inggris, jumlah mencapai ratusan (nilai kasarnya mencapai 200). Di kampung Inggris masih banyak warga local yang tidak bisa Bahasa Inggris dan interaksi kehidupan sehari-hari di kampung Inggris ini menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa (ada yg bilang bhs Jawa yg dipakai bhs Jawa kromo).

Kenapa saya memilih kampung Inggris?

Sebelum pergi ke kampung Inggris saya sebetulnya pengen persiapan IELTS di Bandar Lampung (kota dimana ortu saya tinggal) saja. Akhirnya saya survey lebaga-lembaga Bahasa Inggris yang ada di kota itu. Rata-rata kursusan yang ada tidak punya program persiapan IELTS, adanya TOEFL. Saya sempat pengen ambil TOEFL tetapi tidak jadi karena saat itu yang saya butuhkan adalah IELTS. Akhirnya saya memutuskan ambil basic English for adults saja, sayang sekali jadwal penerimaannya masih lama saat itu lagipula jadwal kursusnya hanya 3 kali seminggu. Hmm saya bingung waktu itu karena mau diapakan sisa 4 hari dalam seminggu kalau saya Cuma kursus 3 kali seminggu. Continue reading

Kunjungan Singkat ke Kota Cambridge

Dari awal pindah ke Inggris, kita berdua emang udah niat ke Cambridge untuk mengunjungi seorang om dari Indonesia yang tinggal di deket Cambridge. Alhamdulillah, kebetulan banget di kampusnya mas bule ada wisata hemat ke Cambridge. Sehemat apa? Hemat banget, 10 pound per orang PP naik bus. Kalau naik bus umum lain bisa jauuuh lebih mahal dari 10 pound. Ya syukur Alhamdulillah deh saya bisa ikutan nebeng sekalian. Hihi 😀 😀 😀

Dari Brighton kita berangkat pagi jam 8 (ngaret, semestinya jam  7.30), titik berkumpulnya di Sussex University – Brighton. Saya dan mas bule udah dari jam 6 berangkat dari rumah, soalnya dari rumah-titik berkumpul makan waktu 40 menit naik bus. Dari Brighton ke Cambridge makan waktu 3-3.5 jam, sekira jam 11an lewat kita sampai di Cambridge.

Gambar

Kiri-kanan jalan mirip seperti kiri-kanan jalan tol di Indonesia, ada ilalang, padang rumput, bukit, pabrik, macam-macam, jadi kangen Indonesia

Gambar

Tempat berkumpul kami sebelum dibriefing oleh ibu pemandu (ibu-ibunya yang pakai coat merah itu)

Sampai di Cambridge, kita dibriefing dulu sama salah satu panitianya (panitianya dari student union Uni Sussex), setelah itu kita dibagi-bagi jadi 4 kelompok dan tiap kelompok ada pemandu wisatanya. Di paket murah meriah wisata ke Cambridge ini biaya termasuk transport PP Brighton-Cambridge dan 1,5jam jalan-jalan dengan pemandu juga termasuk biaya masuk ke King’s College. Lumayaan hihi.

King’s College

Di dalam King’s College saya langsung foto-fotoin bagian dalam kompleksnya. Dengerin dikit sama apa yang diomongin sama pemandunya, tp saya gak konsen soalnya pemandunya suaranya kecil banget. Muter-muternya cuma sebentar diluar, lebih lama di dalam King’s College Chapel, banyaak banget ibu pemandunya kasi info selama di dalam chapel itu. Tapi sebetulnya semua infonya udah ada di dalam brosur.

King's College_Cambridge

(klik gambar untuk memperbesar)

Clare College

Nggak jauh dari King’s College, kita jalan ke Clare College. Berdasarkan keterangan ibu pemandu, Continue reading

OTW : dari Eastbourne menuju Brighton

Dua minggu yang lalu saya ke Brighton dari Eastbourne, tempat kami tinggal saat ini. Kami ke Brighton karena ada termin dengan pemilik rumah yang kamarnya mau kami sewa. Hehe mau jadi anak kosan nih kita berdua. So kita pergilah ke Brighton naik bus nomor 13 X, mestinya naik bus nomor 12 atau 12 A jurusan Brighton-Eastbourne tapi entah kenapa di jam itu bus biasanya belum ada. Yasudah naik bus 13 X. Bentuk busnya hop-on-hop-off itu, saya langsung pilih tempat duduk diatas paling depan.

bus from eastbourne to brighton

Ini busnya, bus tingkat

Enaknya duduk diatas bisa lihat-lihat pemandangan sekitar selama dalam perjalanan. Hasilnya saya foto-foto deh hehe. Ternyata suasananya nggak jauh beda dengan Indonesia. Jalan naik turun bukit, jalan sempit, jalan macet, jalan pinggir pantai, jalan pinggir ladang, rasanya hampir semuanya ada di Indonesia juga. Mungkin bedanya disini lebih bersih. Eh tunggu dulu, saya ingat banyak juga di Indonesia yang seperti itu juga bersih-bersih. Baidewe, Eastbourne nggak se-sebersih itu looh. Banyak juga yang kotor disini. Kalau mau dibandingin sama Siegburg atau Höchst, masih bersihan disana. Berarti Jerman lebih bersih daripada Inggris? Hehe saya nggak bisa menyimpulkan begitu sih ya sebetulnya karena saya juga belum keliling ke semua tempat. Tapi emang, menurut penglihatan saya Cologne, Bonn, Frankfurt masih lebih bersih daripada London dan Brighton. Coba lihat ini hasil jepretan saya dari atas bus,
(klik foto untuk memperbesar)

Akhirnya sampai juga di Brighton. Jauh juga dari Eastbourne ke Brighton naik bus, lumayan lama juga 1,5 jam plus macetnya jadi 2 jam deh. Bisa juga sih naik kereta sebetulnya. Tapi waktu itu kita belum tau. Kita taunya kalau naik kereta lebih cepat tapi lebih mahal. Naik kereta sekitar Continue reading

Cerita Pindahan

western europe

Edited picture. Source from here.

Halloooo….saya mau cerita tentang pindahan kami dari Jerman ke Inggris. Hehe nggak penting banget nih, tapi gapapa ya saya mau cerita ajah. Kita pindahan tanggal 31 Januari 2014. Ceritanya bakalan campur-campur kaya pecel, kita runut mulai dari beberapa bulan dan beberapa hari sebelumnya ya… begini ceritanya,

November. H- 2 bulan  H-3 bulan

Interview mas bule sukses Alhamdulillah…dari sini titik awal kepindahan kami. Cerita selengkapnya ada disini (Interview lewat skype).

Desember dan Januari. H-1 bulan

Mulai bikin list apa-apa aja yang harus dilakukan berkaitan dengan pindahan. Unreg alamat ke Burgeramt, unreg asuransi (kirim info via email), kirim surat pemberitahuan ke landlord flat, kirim email ke bank buat tutup akun, cancel contract telepon dan bikin EEA family permit (buat saya aja) adalah beberapa diantara list kami yang semuanya harus dituntaskan sebelum berangkat ke Inggris. Kecuali tutup akun bank, yang ini dilakukan nanti setelah kami punya akun baru di bank Inggris. Continue reading

Kota Siegburg, Sebuah Kota Kecil di NRW

“Tinggal dimana?”
“Siegburg.”
“Siegburg? Dimana tuh?”
“Deket Sankt Augustin itu mba”
“Mmm belum pernah denger…”

Hehe begitulah percakapan antara saya dan seorang ibu-ibu saat saya mampir ke acara pengajian di Bonn setahun lalu. Ibu-ibu itu orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Bonn, belasan tahun, weew. Tapi ternyata si ibu nggak tau kalau Siegburg itu dekeet banget dari Bonn, cuma 15-20 menit pakai trem. Selain dekat dengan kota besar Bonn, Siegburg (yang masih bagian dari NRW-North Rhein Westphalia) juga dekat dengan kota besar lainnya yaitu Cologne (Köln). Seperti diapit dua kota besar gitu.

Gambaran Suasana di Kota Siegburg

Continue reading